PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ABDOMEN 3 POSISI 
 Anatomi dan Fisiologi   
  •  Sistem Pencernaan Makanan
               Sistem pencernaan makanan merupakan suatu saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserapkan oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan) dengan bantuan enzim dan zat cair. Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
mulut, faring, oesofagus, lambung, intestinum minor(usus halus) yang terbagi 3 bagian (doedenum, yeyenum, dan ileum), Intestinum mayor(usus besar) yang terbagi 5 bagian (seikum, colon asendens, colon transversum, colon desendens, colon sigmoid), rectum, dan berakhir pada anus.
  • Usus halus dan Usus besar
Usus halus atau Intestinum minor, adalah bagian dari sistim pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus lambung dan berakhir pada sekum, usus halus memiliki panjang sekitar 6 meter. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Ada 3 bagian utama pada usus halus yaitu :
Duodenum, disebut juga usus 12 jari panjangnya kira-kira 25 cm, berjalan melengkung kekiri pada lengkungan kiri terdapat pankreas dan bagian lengkungan kanan terdapat saluran empedu. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.
Yeyenum dan ileum, memiliki panjang sekitar 6 meter. Dua perlima bagian atas yeyenum dengan panjang kira-kira 2-3 meter dan ileum dengan panjang kira-kira 4-5 meter. Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum yang disebnut Orifisium Ileosekalis, orifisium inii diperkuat oleh spinter yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali kedalam ileum.
                
Usus besar atau intestinum mayor, memiliki panjang kira-kira 1,5 meter, lebarnya 5-6 cm berfungsi dalam penyerapan air dan mineral dan juga sebagai tempat tinggal bakteri dan tempat sementara feces sebelum dikeluarkan. Ada beberapa bagian dari usus besar yaitu :
  Seikum, dibawah sekum terdapat apendiks/umbai cacing dengan panjang 6 cm seluruhnya ditutupi oleh rongga peritoneum.
Colon Asendens, terletak dibawah abdomen sebelah kanan membujur keatas dari ileum dan membengkok kekiri membentuk fleksure hepatica dilanjutkan ke colon transversum.
Colon transversum, panjangnya kira-kira 38 cm membujur dari colon asendens sampai dengan colon desendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat flexsure hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksure lienalis.
Colon Desendens, panjangnya kira-kira 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri membujur dari atas kebawah dari fleksure lienalis sampai kedepan ileum kiri, bersambung dennngan kolon sigmoid.
Colon Sigmoid, merupakan lanjutan dari colon desendens terletek miring dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum.
Rectum, terletak dibawah colon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os cocsigis.
Anus, adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar. Terlek didasar pelvis. (Syaifudin, B. AC. 1994)
Patologi saluran pencernaan yang berhubungan abdomen
Pada umumnya untuk patofisiologi abdomen diindikasikan dalam 2 macam yaitu Akut Abdomen dan Non Akut Abdomen. Istilah akut abdomen diartikan sebagai gejala-gejala pada abdomen yang datangnya mendadak (tanpa persiapan), sedangakan non akut abdomen merupakan gejala-gejala yang datangnya sudah diketahui sebelumnya.
  • Akut Abdomen
a.         Ileus, merupakan sumbatan pada colon yang disebabkan oleh trauma atau hernia yang dapat mengakibatkan terjadinya distensi/desakan terhadap colon yang tersumbat. Ileus dapat dibagi menjadi 2 yaitu Ileus Paralitik dan Ileus Obstruktif.
b.        Perforasi, adalah adanya udara bebas pada rongga abdomen sebagai akibat dari usus yang mengalami kebocoran.
c.         Ascites, merupakan istilah patologis untuk cairan bebas yang berada dalam rongga abdomen.
d.        Massa intra abdominal, adalah suatu massa pada abdomen dapat berupa tumor atau kanker yang berakibat terganggunya fungsi fisiologis tubuh.
e.         Abdominal surgery, adalah indikasi yang timbul setelah pasca operasi.
  • Nonakut Abdomen
Untuk nonakut abdomen dalam patologsinya sering disebabkan oleh kasus batu ginjal yang terdapat dalam saluran  sistem urinary. Dalam kasus non akut abdomen gejala-gejala baru dapat teridentifikasi jika sudah mengganggu fungsi fisiologis.(Nikce, Lother. 1986)
  
 Prosedur Pemeriksaan Radiografi Abdomen
  • Persiapan Pasien
Pada umumnya tidak ada persiapan khusus bagi pasien, sebab kasus ileus merupakan penyakit yang datangnya mendadak, hanya saja kita memberikan instruksi-instruksi mengenai posisi penderita dengan jelas. Sebelum pemotretan penderita disarankan untuk melepas benda-benda yang bersifat opak.
  • Persiapan Alat
Persiapan alat yang digunakan meliputi:
1.        Pesawat X-Ray yang siap pakai
2.        Kaset dan film yang berukuran 30x40 cm
3.        Gunakan stasionary grid / bucky
4.        Marker R atau L sesuai dengan posisi tubuh yang diperiksa
5.        Alat immobilisasi seperti soft / sand bag
  • Teknik Radiografi Abdomen 3 Posisi
Teknik radiografi abdomen 3 posisi merupakan teknik radiograf yang saling berhubungan. Teknik pemotretan ini menggunakan proyeksi sebagai berikut:
1.        Proyeksi AP Supine
Proyeksi ini untuk menampakkan struktur abdomen dari arah anterior (depan). Teknik pemotretannya yaitu :
Penderita tiduran atau berdiri menghadap sumber sinar kedua lengan diletakkan di samping tubuh dengan kedua bahu simetris. Bila penderita tiduran, mid sagital plane (MSP) tubuh diatur tepat pada pertengahan meja pemeriksaan dan di bawah knee diberi pengganjal. Kalau penderita berdiri kedua kaki harus lurus dan punggung harus menempel kaset.
Pusat sinar diarahkan setinggi crista iliaka dengan mengacu batas atas sinar pada diafragma dan batas bawah pada simpisis pubis. Arah sumbu sinar tegak lurus kaset dengan jarak fokus ke film 100 cm. Eksposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas.
Pada radiograf yang dihasilkan akan tampak ukuran bayangan abdomen, liver hati, ginjal, dan keadaan dalam abdomen, tampak gambaran tulang rusuk dan prosesus spinosus, columna, vertebrae pada satu garis lurus. Jika pasien tidak mengalami rotasi maka tampak prosesus spinosus pada pertengahan vertebrae lumbal, kedua SIAS terlihat simetris, os iliaca simetris.(Bontranger, 2010)
 
2.        Proyeksi AP Setengah Duduk
Proyeksi ini dilakukan untuk menampakkan keadaan diafragma pasien. Penderita berada dalam kondisi setengah duduk di depan sumbu sinar. Penderita diposisikan dengan mid sagital plane (MSP) tegak lurus pada mid line meja atau pada mid line kaset kedua lengan disamping tubuh, usahakan tidak ada rotasi pada shoulder dan pelvis.
Pusat sinar diarahkan pada MSP tubuh kira-kira 2 inchi di atas kedua crista iliaka. Arah sumbu sinar horizontal tegak lurus terhadap film. Jara(k focus dengan film sejauh 100 cm, eksposi dilakukan pada saat ekspirasi penuh dan tahan napas. Pada radiograf yang dihasilkan akan tampak kedua diafragma dan bagian bawah abdomen, tampak udara bebas di hemidiafragma kanan, gaster terisi udara dan terdapat air fluid level pada fundus.
3.        Left lateral decubitus (LLD)
Proyeksi LLD ini dilakukan dengan tujuan untuk menampakkan air fluid level (udara bebas pada colon). Prosedur pemotretan adalah posisi pasien tidur miring pada sisi kiri, kedua genu fleksi maksimal untuk fiksasi. Kedua tangan diarahkan ke atas di samping kepala. Kaset dan grid diletakkan di belakang pasien bagian punggung. Eksposi dilakukan setelah ekspirasi dan tahan napas.
Pusat sinar disentrasikan pada pertengahan film menuju 2 inchi di atas crista iliaka dengan arah sumbu sinar horizontal tegak lurus terhadap kaset, jarak focus dengan film 100 cm. Pada radiograf yang dihasilkan akan tampak bayangan daerah abdomen (liver, ginjal, hati) dan air fluid level, tampak diafragma, tampak udara bebas pada abdomen.(Bontranger, 2010)
 
referensi :